NKRI BERSYARI’AH
Karya : NUR AZNIAH NASUTION
Dunia
politik sangat miris dikalangan penduduk awam, menjadikan perpecah-belah
disetiap masyarakat. Hilangnya akidah yang mengakibatkan semua menjadi bermusuhan.
Dunia politik yang kurang dipahami menjadikan masyarakat terbawa emosi dan
amarah serta dendam antar sesama muslim.
Diawali dengan
pemilihan calon kepala Desa dengan lima orang calon (dua calon non muslim dan
tiga calon muslim). Dukungan dari segala pendukung yang menginginkan kemenangan
bagi setiap calonnya, mengakibatkan perpecahan yang semakin retak bahkan
menjadi renggang.
Tepat pada
tanggal 21 Desember 2018 pemilihan pun berlangsung. Namun sangat disayangkan Islam
tidak bersatu, dan mengakibatkan kemenangan diperoleh oleh Non muslim yang
menjadi kepala Desa. Dari hasil perhitungan suara, terlihat jelas bahwa tidak
satu orang pun suara dari non muslim yang memilih calon Islam. Bahkan Islam
banyak yang memilih kristen. Suara Islam menduduki peringkat ke tiga, empat dan
lima. Jika di total keseluruhan bahwa islam lebih banyak dari pada non muslim.
Hilangnya
kesadaran masyarakat Islam dalam memilih pemimpin, dalam sebuah ayat QS. Al-Ma'idah [5]
: 51 `
yang berbunyi:
۞ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟
لَا تَتَّخِذُوا۟ ٱلْيَهُودَ وَٱلنَّصَٰرَىٰٓ أَوْلِيَآءَ ۘ بَعْضُهُمْ
أَوْلِيَآءُ بَعْضٍ ۚ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُۥ مِنْهُمْ ۗ إِنَّ
ٱللَّهَ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلظَّٰلِمِينَ
Artinya: “hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil
orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka
adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil
mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.
Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim”.
Dan sekarang dilanjutkan dengan pemilihan DPRD, DPR dan
PRESIDEN, hilangnya kesadaran masyarakat terhadap siapa yang sebenarnya layak
menjadi Pemimpin. Problem di Indonesia adalah Indonesia tidak terbatas pada
problem Fanatisme agama. NKRI bersyari’ah adalah NKRI yang mencintai ulama,
bukan mengkriminalisasi atau menterorisme mereka dan menjadikan tuan di negri
sendiri, yaitu anti korupsi, anti judi dan narkoba, anti-fornografi, anti
prostitusi, anti LGBT, anti fitnah, anti kebohongan dan anti kezaliman.
Dalam pemilihan pilpres kali ini tahun 2019 ada dua orang
paslon yang sedang mencalon. NKRI bersyari’ah adalah NKRI yang hanya taat dan
bersyukur menghambakan dirinya kepada Allah Kita sebagai pemilih harus bijak
dalam menentukan pilihan yaitu dengan cara melihat kriteria siapa yang akan
kita pilih, asal usulnya, akhlaknya, keturunannya, cara berorganisasi sebelumnya
dan partai pendukungnya Islam apa tidak.
NKRI merupakan suatu bentuk negara
yang terdiri atas wilayah yang luas dan tersebar dengan bermacam adat, suku,
keyakinan serta budaya yang memiliki tujuan dasar menjadi bangsa yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Sedang Istilah Negara Kesatuan Republik Indonesia menutut UUD 1945 Pasal 1 (1)
berbunyi sebagai berikut: Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang
berbentuk Republik. Ketentuan ini dijelaskan dalam pasal 18 UUD 1945 ayat
(1) yang menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas
daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kota dan kabupaten,
yang tiap-tiap kota, kabupaten dan provinsi itu mempunyai pemerintahan
daerah yang diatur dengan undang-undang.
Syari'ah yang sudah umum (diketahui): bahwa Syari'ah yang
dimaksudkan adalah pengertian islam yang terdapat dalam hadist jibril, yaitu sisi yang nampak dari agama, adalah
yang berhubungan dengan anggota badan, dibangun diatas lima pondasi, yaitu
kesaksian bahwa tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah dan Muhammad
utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa dibulan ramadhan dan
melaksanakan haji ke baitullah.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa indonesia
saat ini berada pada ambang keraguan, dimana posisi sangat sulit ditentukan. Karena
kurangnya kesadaran dari pihak masyarakat muslim terhadap pemimpin yang akan
dipilih. Maka dari itu disini dihimbau kepada seluruh masyarakat muslim agar
bisa kompak, solid dalam memilih pemimpin. Jangan sampai indonesia kedepannya
di pimpin oleh pemimpin yang bukan beragama Islam. Dari kejadian diatas adalah
salah satu contoh kurangnya akidah atau keimanan masyarakat muslim dalam
memilih pemimpin sehingga terjadi hal yang demikian. Jika ini terus berlanjut
maka indonesia akan di kuasai oleh negara asing.