Jumat, 25 Januari 2019

NKRI BERSYARI'AH


NKRI BERSYARI’AH
Karya : NUR AZNIAH NASUTION
            Dunia politik sangat miris dikalangan penduduk awam, menjadikan perpecah-belah disetiap masyarakat. Hilangnya akidah yang mengakibatkan semua menjadi bermusuhan. Dunia politik yang kurang dipahami menjadikan masyarakat terbawa emosi dan amarah serta dendam antar sesama muslim.
            Diawali dengan pemilihan calon kepala Desa dengan lima orang calon (dua calon non muslim dan tiga calon muslim). Dukungan dari segala pendukung yang menginginkan kemenangan bagi setiap calonnya, mengakibatkan perpecahan yang semakin retak bahkan menjadi renggang.
           Tepat pada tanggal 21 Desember 2018 pemilihan pun berlangsung. Namun sangat disayangkan Islam tidak bersatu, dan mengakibatkan kemenangan diperoleh oleh Non muslim yang menjadi kepala Desa. Dari hasil perhitungan suara, terlihat jelas bahwa tidak satu orang pun suara dari non muslim yang memilih calon Islam. Bahkan Islam banyak yang memilih kristen. Suara Islam menduduki peringkat ke tiga, empat dan lima. Jika di total keseluruhan bahwa islam lebih banyak dari pada non muslim.
            Hilangnya kesadaran masyarakat Islam dalam memilih pemimpin, dalam sebuah ayat QS. Al-Ma'idah [5] : 51 ` yang berbunyi:
۞ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَتَّخِذُوا۟ ٱلْيَهُودَ وَٱلنَّصَٰرَىٰٓ أَوْلِيَآءَ ۘ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍ ۚ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُۥ مِنْهُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلظَّٰلِمِينَ
Artinya: “hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.

Dan sekarang dilanjutkan dengan pemilihan DPRD, DPR dan PRESIDEN, hilangnya kesadaran masyarakat terhadap siapa yang sebenarnya layak menjadi Pemimpin. Problem di Indonesia adalah Indonesia tidak terbatas pada problem Fanatisme agama. NKRI bersyari’ah adalah NKRI yang mencintai ulama, bukan mengkriminalisasi atau menterorisme mereka dan menjadikan tuan di negri sendiri, yaitu anti korupsi, anti judi dan narkoba, anti-fornografi, anti prostitusi, anti LGBT, anti fitnah, anti kebohongan dan anti kezaliman.
Dalam pemilihan pilpres kali ini tahun 2019 ada dua orang paslon yang sedang mencalon. NKRI bersyari’ah adalah NKRI yang hanya taat dan bersyukur menghambakan dirinya kepada Allah Kita sebagai pemilih harus bijak dalam menentukan pilihan yaitu dengan cara melihat kriteria siapa yang akan kita pilih, asal usulnya, akhlaknya, keturunannya, cara berorganisasi sebelumnya dan partai pendukungnya Islam apa tidak.
NKRI merupakan suatu bentuk negara yang terdiri atas wilayah yang luas dan tersebar dengan bermacam adat, suku, keyakinan serta budaya yang memiliki tujuan dasar menjadi bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Sedang Istilah Negara Kesatuan Republik Indonesia menutut UUD 1945 Pasal 1 (1) berbunyi sebagai berikut: Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik. Ketentuan ini dijelaskan dalam pasal 18 UUD 1945 ayat (1) yang menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kota dan kabupaten, yang tiap-tiap kota, kabupaten dan  provinsi itu mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang.
Syari'ah yang sudah umum (diketahui): bahwa Syari'ah yang dimaksudkan adalah pengertian islam yang terdapat dalam hadist jibril,  yaitu sisi yang nampak dari agama, adalah yang berhubungan dengan anggota badan, dibangun diatas lima pondasi, yaitu kesaksian bahwa tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah dan Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa dibulan ramadhan dan melaksanakan haji ke baitullah.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa indonesia saat ini berada pada ambang keraguan, dimana posisi sangat sulit ditentukan. Karena kurangnya kesadaran dari pihak masyarakat muslim terhadap pemimpin yang akan dipilih. Maka dari itu disini dihimbau kepada seluruh masyarakat muslim agar bisa kompak, solid dalam memilih pemimpin. Jangan sampai indonesia kedepannya di pimpin oleh pemimpin yang bukan beragama Islam. Dari kejadian diatas adalah salah satu contoh kurangnya akidah atau keimanan masyarakat muslim dalam memilih pemimpin sehingga terjadi hal yang demikian. Jika ini terus berlanjut maka indonesia akan di kuasai oleh negara asing.